Dalil naqli tentang syu'abul iman perlu dipahami oleh umat muslim. Syu'abul Iman, atau cabang-cabang keimanan, merujuk pada berbagai aspek dan tindakan yang menunjukkan iman seseorang.
Dalam Islam, keimanan bukan hanya sekadar keyakinan dalam hati, tetapi juga tercermin dalam perilaku dan perbuatan. Iman memiliki cabang-cabang yang mencakup berbagai aspek kehidupan seorang muslim.
Dalil naqli, atau dalil dari sumber tekstual seperti Al-Qur'an dan Hadis, menjadi landasan yang kuat dalam menjelaskan konsep ini. Dalil naqli tentang syu'abul iman berasal dari hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah.
Nabi Muhammad Saw. bersabda:
Hadis ini menjelaskan bahwa iman memiliki berbagai tingkat dan aspek. Mulai dari yang bersifat besar dan fundamental seperti kalimat syahadat, hingga hal-hal yang mungkin dianggap kecil, tetapi tetap penting, seperti menghilangkan rintangan dari jalan.
Sifat malu, yang sering dikaitkan dengan etika dan moralitas, juga disebut sebagai bagian dari iman. Dalil-dalil di atas memberikan pemahaman bahwa iman harus tercermin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Seorang muslim yang beriman tidak hanya percaya secara batin, tetapi juga menunjukkan keimanannya melalui amal perbuatan. Memelihara shalat, berbuat baik kepada sesama, menjaga kebersihan, serta menegakkan keadilan adalah sebagian dari cabang iman.
Cabang ini diharapkan dapat diimplementasikan oleh setiap muslim. Dikutip dari buku Syarah Adab, Salih (2005: 54), syu'abul iman mengajarkan bahwa iman memiliki banyak cabang yang mencakup segala aspek kehidupan.
Melalui dalil naqli dari Al-Qur'an dan Hadis, umat muslim diajarkan bahwa iman bukan hanya soal keyakinan. Namun, juga harus diwujudkan dalam perbuatan nyata yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Itulah penjelasan tentang dalil naqli tentang syu'abul iman yang dapat dipahami oleh umat Islam. (Gin)