
HARGA cabai merah di Sumatra Utara melambung tinggi hingga menembus Rp100.000 per kilogram. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga cabai merah di Kota Pematangsiantar dan Padangsidimpuan mencapai level tersebut, sementara di Kota Medan rata-rata berada di Rp81.300 per kilogram.
Untuk cabai rawit, harga rata-rata tercatat Rp54.500 per kilogram di Padangsidimpuan, Rp51.500 di Siantar dan Rp50.100 di Medan. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan harga cabai hijau berada di kisaran Rp50.000 per kilogram.
"Kenaikan harga cabai merah di beberapa wilayah dipicu distribusi yang bergantung pada dataran rendah pantai timur Sumut," ungkap Gunawan Benjamin, Ekonom Universitas Islam Sumatra Utara, Senin (8/9).
Kondisi ini, jelas dia, menyebabkan harga di Padangsidimpuan, Sibolga dan Pematangsiantar lebih mahal dibandingkan daerah lain. Adapun di wilayah Nias, harga cabai merah masih relatif lebih rendah.
Pasokan ke wilayah tersebut belum mengalami perubahan signifikan, meski harga di sentra penghasil seperti Kabupaten Karo sudah menembus Rp80.000 per kilogram. Namun pasar tradisional di Nias juga dinilai berpotensi mengalami lonjakan harga ke depan.
Saat ini, dataran rendah Sumut menguasai sekitar 78% distribusi cabai merah di provinsi tersebut. Jalur distribusi tersebut melibatkan pasokan dari Aceh, Deliserdang, Batubara, hingga cabai yang masuk dari Jawa.
Meski begitu, harga cabai merah pada Senin (8/9) justru tercatat turun Rp3.000 hingga Rp5.000 per kilogram dibandingkan hari sebelumnya. Penurunan harga diperkirakan berlanjut pada perdagangan besok seiring dengan meningkatnya pasokan dari Jawa.
Namun Gunawan menilai masyarakat tidak perlu melakukan pembelian secara berlebihan. Secara nasional, kenaikan harga cabai masih terjadi merata di berbagai wilayah.
Lonjakan harga cabai di Sumut dipengaruhi cuaca buruk beberapa waktu lalu, ditambah kenaikan permintaan dari luar provinsi sejak pekan keempat Agustus.
Meski begitu, dia mengatakan cabai merah dan cabai hijau masih berpeluang diperdagangkan di kisaran Rp50.000–Rp60.000 per kilogram. Sementara cabai rawit di kisaran Rp45.000–Rp60.000 per kilogram.
Dia memperkirakan harga tetap mahal meski tren penurunan mulai terlihat. Sumut sendiri dinilai tidak kekurangan produksi cabai untuk kebutuhan lokal, tetapi tingginya permintaan dari provinsi tetangga membuat distribusi cabai Sumut mengalir keluar daerah.
Selain itu, panen di sejumlah wilayah Sumut juga tidak sebaik pada kuartal pertama 2025 karena dampak kemarau. Di Jawa, harga cabai merah juga naik dari kisaran Rp20.000 per kilogram menjadi Rp30.000 akibat permintaan yang meningkat, termasuk dari pasar Sumatera.
Pasokan dari Jawa diperkirakan akan meredam lonjakan harga di Sumut. Harga cabai diproyeksikan mulai mendapat tekanan pada awal pekan depan dan berpeluang menemukan titik keseimbangan baru pada Rabu (11/9). "Namun volatilitas harga akan tetap tinggi dan berpotensi berubah setiap pekan," pungkasnya. (E-2)