
Vatikan, pusat Gereja Katolik di Roma, menetapkan momen bersejarah pada 7 September 2025. Paus Leo XIV mengumumkan kanonisasi dua figur muda Katolik, yaitu Beato Pier Giorgio Frassati dan Carlo Acutis.
Keduanya masuk dalam daftar delapan Beato yang disetujui oleh para Kardinal untuk dikanonisasi tahun ini. Prosesi ini sekaligus menjadi Konsistori Publik Biasa pertama di masa kepausan Paus Leo XIV.
Dua Santo Muda dari Dua Zaman
- Pier Giorgio Frassati (1901-1925): Hidup di awal abad ke-20, dikenal sebagai aktivis sosial dan teladan iman di tengah masyarakat Italia.
- Carlo Acutis (1991-2006): Dijuluki “santo digital” abad ke-21, menginspirasi generasi muda dengan devosi Ekaristi dan penggunaan teknologi untuk pewartaan iman.
Paus Leo menegaskan bahwa keduanya dipilih karena memiliki cinta mendalam kepada Kristus dan sesama, sehingga relevan bagi kaum muda lintas generasi.
Perubahan Jadwal Kanonisasi
Awalnya, kanonisasi Carlo Acutis dijadwalkan 27 April 2025 saat Yubileum Remaja, sedangkan Pier Giorgio Frassati pada 3 Agustus 2025 dalam rangkaian Yubileum Kaum Muda.
Namun, wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April membuat rencana itu tertunda. Banyak yang menduga prosesi baru berlangsung tahun depan, tetapi Vatikan akhirnya memastikan tetap dilakukan tahun ini.
Profil Pier Giorgio Frassati
Pier Giorgio Frassati lahir di Turin, Italia, 6 April 1901. Meski berasal dari keluarga terpandang, ia memilih hidup sederhana:
- Aktif melayani orang miskin dan sakit.
- Mendukung prajurit pulang perang, anak yatim, dan kaum tertindas.
- Menyisihkan uang pribadinya untuk amal, bahkan rela berjalan kaki agar bisa berbagi.
- Tekun doa, membaca Kitab Suci, mengikuti misa, dan berdevosi rosario.
- Selain itu, Frassati gemar mendaki gunung dan menjadikannya sarana doa bersama teman-temannya.
Wafat Muda, Dikenang Dunia
Frassati wafat pada 4 Juli 1925 akibat polio yang ia dapat saat merawat orang sakit. Usianya baru 24 tahun. Ribuan orang, termasuk kaum miskin yang ia bantu, hadir di pemakamannya.
Pada 20 Mei 1990, Paus Yohanes Paulus II membeatifikasinya dengan gelar “Manusia Delapan Sabda Bahagia”. Hingga kini, ia tetap menjadi inspirasi bagi mahasiswa, aktivis, dan kaum muda Katolik di seluruh dunia.
Makna Kanonisasi Pier Giorgio & Carlo
Kanonisasi ini menegaskan bahwa kesucian bisa dicapai dalam kehidupan sehari-hari. Pier Giorgio dan Carlo menjadi teladan iman yang dekat dengan kehidupan muda: sederhana, penuh semangat sosial, serta berakar pada doa dan pelayanan.
Dengan pengangkatan ini, keduanya resmi masuk daftar para santo, memberi harapan baru bagi generasi muda Katolik untuk hidup dalam iman, pelayanan, dan kasih. (Vatican News, frassatiusa.org/Z-10)