
Penunjukkan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan oleh Presiden RI Prabowo Subianto diapresiasi kalangan ekonom internasional. Chief Economist Juwai IQI Shan Saeed yang berbasis di Malaysia menilai keputusan Prabowo ini akan membawa Indonesia memasuki babak baru pertumbuhan dan memperkuat posisi sebagai kekuatan baru di kawasan ASEAN.
“Indonesia berada di persimpangan ekonomi yang penting. Di bawah kepemimpinan Purbaya Yudhi Sadewa, negara ini memiliki peluang untuk membangun narasi pertumbuhan baru, yang menegaskan perannya sebagai kekuatan baru ASEAN sekaligus menandakan kematangan ekonomi jangka panjang kepada pasar modal global,” ujar Shan Saeed dalam pernyataannya, dikutip Selasa (9/9).
Menurutnya, kombinasi antara ambisi kebijakan dan reformasi struktural yang ditawarkan Purbaya mampu memicu siklus positif berupa aliran investasi, penciptaan lapangan kerja, hingga peningkatan pendapatan rumah tangga.
Shan juga mengatakan Purbaya punya komitmen yang jelas untuk mendorong sinergi antara investasi publik dan swasta, membuka jalur baru bagi ekspansi infrastruktur, inovasi teknologi, serta transisi hijau.
“Orientasi kebijakan ini selaras dengan harapan investor global yang mencari peluang pertumbuhan berskala besar, berkelanjutan, dan berdurasi panjang di pasar negara berkembang,” katanya.
Lebih jauh, Shan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 akan berada di kisaran 4,8% hingga 5,5%, dengan dukungan kebijakan fiskal yang pro-pertumbuhan dan stabilitas makroekonomi yang terjaga. Ia berpendapat transisi ini bisa jadi sinyal positif bagi investor jangka panjang di RI.
“Bagi investor jangka panjang, transisi hari ini pada akhirnya bisa dikenang bukan sebagai sumber gangguan, melainkan sebagai titik balik konstruktif dalam perjalanan naik ekonomi Indonesia,” tegas dia.
Ia menilai pemilihan Purbaya sebagai Menkeu selaras dengan visi Presiden Prabowo untuk menghadirkan tata kelola ekonomi yang lebih kuat, kredibel, dan adaptif terhadap tantangan global. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan investor, sekaligus memperkuat peran Indonesia dalam rantai nilai regional serta global.
“Kedekatannya dengan Presiden Prabowo memastikan tingkat koherensi kebijakan yang tinggi antara strategi fiskal dan prioritas eksekutif di level makro. Keselarasan ini meminimalkan gesekan kebijakan, mempercepat realisasi program, dan memperkuat kepercayaan pasar, terutama ketika reformasi sosial dan ekonomi yang ambisius dilaksanakan secara bersamaan,” tutur Shan.
Shan pun yakin meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mencatat penurunan awal setelah Purbaya dilantik, investor akan melakukan kalibrasi ulang setelah kerangka kebijakan Menkeu itu semakin jelas.
Ia menegaskan langkah pro-pertumbuhan dapat menghidupkan kembali sentimen di sektor-sektor utama seperti permintaan konsumen, pembangunan infrastruktur, dan layanan keuangan jika dikomunikasikan secara transparan. Selain itu, terkait mata uang dan obligasi, dia mengatakan volatilitas rupiah awal mungkin mereda seiring jelasnya arah kebijakan fiskal.
“Reputasi Sadewa sebagai ekonom berpengalaman memberi ruang optimisme terukur bahwa stabilitas makroekonomi akan tetap terjaga, sehingga mendukung mata uang maupun obligasi pemerintah,” tandasnya.