Moskow (ANTARA) - Israel mengakui telah merencanakan dan melaksanakan operasi untuk menyingkirkan pimpinan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, di Qatar, pada Selasa (9/9) dan menyatakan bertanggung jawab sepenuhnya atas aksi itu.
Kantor pemimpin Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa aksi tersebut sepenuhnya merupakan operasi independen Israel.
"Israel yang memulai, Israel yang melaksanakan, dan Israel yang bertanggung jawab penuh," tulis mereka di platform X.
Ledakan yang terjadi di Doha, Qatar, diduga merupakan "percobaan pembunuhan" terhadap pejabat Hamas, menurut laporan Axios, yang mengutip seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya.
"Seorang pejabat Israel mengatakan kepada saya bahwa ledakan di Doha adalah percobaan pembunuhan terhadap pejabat Hamas," kata Ravid.
Pemerintah Qatar mengecam keras serangan Israel terhadap gedung-gedung permukiman di Doha, menurut Kementerian Luar Negeri Qatar dalam pernyataannya.
"Qatar dengan tegas mengecam serangan pengecut Israel yang menargetkan gedung-gedung permukiman di Doha, tempat beberapa anggota pimpinan politik Hamas tinggal," kata pernyataan itu.
"Agresi kriminal ini merupakan pelanggaran nyata terhadap semua hukum dan norma internasional, serta ancaman serius bagi keselamatan warga Qatar maupun warga asing di negara ini."
Kementerian itu menegaskan, Qatar tidak akan menoleransi tindakan Israel yang mengancam keamanan seluruh kawasan. Qatar juga menyatakan telah membuka penyelidikan tingkat tinggi atas serangan itu dan hasilnya akan segera diumumkan.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti-OANA
Baca juga: Qatar kecam keras serangan Israel ke bangunan hunian di Doha
Baca juga: Pejabat Israel sebut ledakan di Doha targetkan petinggi Hamas di Qatar
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.