Seorang influencer asal Irlandia menuai kecaman keras setelah mengunggah video kontroversial yang memperlihatkan dirinya mencoba berinteraksi dengan sebuah suku terpencil di Papua, yang ia sebut sebagai “suku kanibal.” Aksi tersebut dianggap netizen sebagai bentuk eksploitasi demi konten TikTok.
Dilansir New York Post, influencer bernama Dara Tah, yang memiliki lebih dari 750 ribu pengikut, dikenal sering membuat konten ekstrem, mulai dari tidak tidur 48 jam hingga mencoba penyiksaan ala air di Tiongkok. Kali ini, ia bersama tim turis dan pemandu lokal terekam berlayar dengan perahu kayu menyusuri sungai menuju komunitas adat di pedalaman Papua.
Dalam video yang sudah ditonton lebih dari 42,1 juta kali, terlihat beberapa anggota suku berteriak di tepian sungai sambil mengangkat busur panah. Situasi memanas ketika salah satu pria adat membidikkan panah ke arah rombongan.
Alih-alih mundur, Tah mencoba mendekat dan menawarkan sebungkus garam sebagai tanda damai. Namun, upaya itu justru berakhir canggung ketika pemimpin adat yang dicoba ia dekati menolak dengan marah dan meludah setelah mencicipi garam tersebut.
Pemandu lokal bahkan memperingatkan rombongan bahwa mereka “tidak diterima” dan harus segera pergi demi keselamatan.
Meski suasana mencekam, Tah menutup videonya dengan pernyataan akan mencoba lagi “besok” untuk berteman dengan penduduk suku tersebut.
Netizen Geram Sebut Mereka Bukan Objek Konten
Aksi Tah itu pun memicu protes keras dari netizen di media sosial. Banyak yang menilai ia memasuki wilayah adat hanya untuk mencari sensasi.
“Biarkan mereka hidup tenang, mereka tidak mengganggumu,” tulis salah satu warganet.
“Jadi kamu masuk ke tanah mereka untuk konten, lalu menyebut mereka menakutkan?” komentar yang lain.
Beberapa pengguna bahkan menuding konten tersebut direkayasa, dengan alasan masyarakat Papua modern tidak lagi berdandan seperti yang ditampilkan di video. Ada pula yang mengkritik labeling “kanibal,” menyebutnya sebagai stereotip lama yang menyesatkan.
Papua, baik di wilayah Indonesia maupun Papua Nugini, memang dikenal sebagai rumah bagi ratusan suku asli. Meski beberapa di antaranya, seperti suku Korowai, secara historis tercatat pernah melakukan praktik kanibalisme ritual, tradisi tersebut sudah lama ditinggalkan sejak pertengahan abad ke-20.