Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Direktur PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) Handaja Susanto mengungkapkan bahwa paruh pertama tahun ini merupakan periode yang sangat menantang bagi industri baja nasional. Menurutnya, kondisi ekonomi global yang dipenuhi ketidakpastian membuat perusahaan berada dalam posisi bertahan atau survival mode.
Handaja juga menyoroti dampak dari kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan Amerika Serikat sejak era Presiden Donald Trump, yang masih menyisakan efek berantai terhadap industri baja global. Pasar ekspor ke AS yang sebelumnya menjanjikan, kini menjadi sulit ditembus. Akibatnya, banyak produsen baja dari berbagai negara mengalihkan pasokannya ke pasar domestik, termasuk Indonesia.
Dalam menghadapi tekanan tersebut, BAJA pun memilih untuk mengubah strategi bisnis dengan menyasar niche market. Produk dengan nilai tambah tinggi menjadi fokus uta...