
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian menegaskan bahwa persatuan dan solidaritas umat Islam menjadi kunci untuk menghadapi penindasan. Ia memperingatkan bahwa perpecahan hanya akan memberi peluang bagi Israel untuk melanjutkan tindakan kekerasan di Gaza maupun kawasan lain.
Pezeshkian menyampaikan pesan tersebut pada Konferensi Persatuan Islam Internasional ke-39 di Teheran, Senin (8/9). Menurutnya, umat Islam harus bertindak sebagai satu tangan untuk melindungi hak-hak mereka dan menghentikan kejahatan yang terus terjadi.
"Jika umat Islam bersatu dan menghindari perpecahan, Zionis tidak akan pernah bisa melakukan kejahatan seperti itu di Gaza dan negara-negara di kawasan," katanya seperti dikutip IRNA, Selasa (9/9).
Meneladani Persaudaraan Nabi Muhammad
Presiden Iran mengingatkan bahwa Nabi Muhammad SAW menekankan persaudaraan serta kerukunan antar suku dan komunitas. Karena itu, ia mengajak seluruh umat Muslim untuk menghidupkan kembali nilai warisan tersebut.
"Jika kita benar-benar pengikut Nabi Muhammad, kita harus, dengan persatuan dan solidaritas kita, tidak membiarkan rezim Zionis yang brutal melakukan kejahatan ini di depan mata umat Islam dan dunia," sebut Pezeshkian.
Dia menilai akar persoalan bukan semata pada Israel maupun Amerika Serikat, melainkan pada perpecahan internal dunia Islam.
"Jika umat Islam bersatu, tidak ada kekuatan yang berani melanggar hak-hak umat Islam," tegasnya.
Kritik terhadap Standar Ganda Barat
Pezeshkian juga menyoroti standar ganda negara-negara Barat. Ia menyebut dunia Barat kerap memutarbalikkan tindakan umat Islam dengan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia, sementara pada saat yang sama mereka mendukung tindakan genosida.
"Mereka menuduh kami menginjak-injak hak asasi manusia, sementara versi hak asasi manusia mereka tidak mengampuni anak-anak, perempuan, dan lansia saat mereka melakukan genosida. Mereka tidak mengenal kemanusiaan. Namun, perselisihan internal kita sendiri tetap menjadi masalah sebenarnya. Mereka mengeksploitasi perbedaan kita untuk menjual senjata ke negara-negara Islam," paparnya.
Menurutnya, selain menjarah minyak dan sumber daya negara-negara Muslim, Barat juga ikut memicu konflik demi memperlemah solidaritas Islam.
Komitmen pada Solidaritas Dunia Islam
Pezeshkian menegaskan pemerintahannya tidak akan berselisih dengan negara Muslim mana pun.
"Kami tidak akan berselisih dengan negara Muslim mana pun. Dengan tekad penuh, kami tetap berkomitmen pada kohesi dan persatuan umat Islam," ujarnya.
Dia menambahkan bahwa ikatan persaudaraan menyatukan seluruh umat di kawasan, termasuk dengan rakyat Irak, Palestina, Mesir, dan negara Muslim lain.
"Kami mengikrarkan persaudaraan bukan hanya dengan kata-kata tetapi juga dalam tindakan. Jika prinsip ini benar-benar dianut, baik Amerika maupun Israel tidak akan berhasil menebar perpecahan di antara masyarakat Islam," tegasnya.
Presiden juga merujuk pada perang 12 hari yang dilancarkan Israel dan AS terhadap Iran. Menurutnya, meskipun Iran memiliki rudal dan kekuatan militer, kemenangan sejati diperoleh dari persatuan umat Islam.
"Ya, kami memiliki rudal, pejuang yang kuat dan berani yang menampar musuh dengan keras. Tetapi tamparan terkeras datang dari persatuan umat Islam, yang membuat mereka frustrasi," tambahnya.
Seruan Aksi Bersama
Menutup pidatonya, Pezeshkian menyampaikan apresiasi kepada negara-negara Islam yang telah mengecam aksi Israel di Gaza. Namun ia menekankan bahwa pernyataan semata tidak cukup.
"Merupakan tanggung jawab yang berat bagi kita semua, terutama para ulama, untuk membawa martabat dan kehormatan bagi komunitas Islam," pungkasnya. (I-3)