
PEMIMPIN Korea Utara, Kim Jong Un, tiba di Beijing, Tiongkok, bersama putrinya, Kim Ju Ae, untuk menghadiri parade militer terbesar dalam sejarah negeri Tirai Bambu itu. Parade “Victory Day” yang digelar Rabu ini akan mempertemukannya dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, serta sejumlah pemimpin dunia lainnya.
Foto-foto memperlihatkan Kim turun dari kereta lapis baja di Stasiun Kereta Beijing, didampingi putrinya. Lembaga intelijen Korea Selatan sebelumnya menyebut Kim Ju Ae sebagai “calon penerus paling mungkin” ayahnya.
Xi Jinping menyelenggarakan parade ini untuk memperingati 80 tahun penyerahan resmi Jepang di akhir Perang Dunia II. Kim Jong Un menyeberang ke Tiongkok pada Selasa dengan kereta yang dilapisi perlindungan ketat, yang kabarnya dilengkapi restoran yang menyajikan anggur Prancis dan hidangan mewah seperti lobster segar. Ia meninggalkan Pyongyang pada Senin, namun perjalanan kereta yang lambat karena keamanan ketat membuatnya menempuh waktu cukup lama.
Sejak debut publiknya pada November 2022, Kim Ju Ae sering muncul di samping ayahnya. Meski begitu, informasi tentang dirinya sangat terbatas, termasuk usia yang masih diperdebatkan; pada 2023, Badan Intelijen Nasional Korea Selatan memperkirakan ia berusia sekitar 10 tahun.
Kekuatan Tiongkok
Parade ini menjadi momen penting bagi Xi Jinping untuk menegaskan kekuatan ekonomi dan diplomatik Tiongkok. Saat kebijakan tarif Donald Trump mengguncang perdagangan global, Xi berupaya menampilkan Tiongkok sebagai mitra dagang yang stabil. Parade di Beijing juga menjadi ajang bagi Tiongkok untuk memamerkan kemampuan militernya yang kian menyaingi Amerika Serikat.
Acara selama 70 menit ini diperkirakan menampilkan senjata terbaru Tiongkok, termasuk ratusan pesawat, tank, dan sistem anti-drone. Xi akan berdiri berdampingan dengan Kim dan Putin, sebagai simbol solidaritas dengan dua pihak yang terlibat dalam perang di Ukraina. Kim diketahui memasok senjata dan personel ke Rusia sejak invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022.
Kepala Negara
Selain mereka, 26 kepala negara lainnya turut hadir, termasuk dari Iran dan Kuba. Puluhan ribu personel militer akan berbaris melalui Lapangan Tiananmen yang bersejarah. Pemimpin dari Indonesia, Malaysia, Myanmar, dan Vietnam juga diundang, menunjukkan upaya Tiongkok memperkuat hubungan dengan Asia Tenggara.
Kehadiran Kim menandai kali pertama pemimpin Korea Utara menghadiri parade militer Tiongkok dalam beberapa dekade; terakhir kali terjadi pada 1959 saat kakeknya, Kim Il Sung, hadir. Dari Eropa, hanya Perdana Menteri Slovakia Robert Fico yang hadir, sementara Bulgaria dan Hungaria mengirim perwakilan.
Tiongkok sejauh ini tidak mengkritik invasi Rusia dan kerap dituduh Barat mendukung perang Rusia melalui pasokan material ganda dan pembelian minyak Rusia, yang dibantah Beijing. Setelah pertemuan mereka pada Selasa, Putin menyebut Xi sebagai “sahabat dekat”, sementara media negara Tiongkok menyoroti hubungan kedua negara yang “teladan”.
Kehadiran Kim kali ini juga menjadi peningkatan dari parade Victory Day China tahun 2015, ketika Pyongyang hanya mengirim pejabat tinggi, Choe Ryong-hae. Pemimpin Korea Utara yang tertutup ini jarang bepergian ke luar negeri, dan kontak internasionalnya baru terbatas dengan Putin, yang sudah ditemuinya dua kali sejak invasi Ukraina.
Kim terakhir mengunjungi Beijing pada 2019 untuk memperingati 70 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara. Tradisi perjalanan menggunakan kereta lapis baja ini dimulai oleh kakeknya, Kim Il Sung, dan diteruskan oleh ayahnya, Kim Jong Il, yang juga dikenal takut terbang. Menurut salah satu media Korea Selatan, kereta lapis baja Kim memiliki sekitar 90 gerbong, termasuk ruang konferensi, ruang pertemuan, dan kamar tidur. (BBC/Z-2)