Liputan6.com, Jakarta Rumah Yuni Shara selalu menarik perhatian publik, bukan hanya karena koleksi seni dan barang antiknya, tetapi juga karena detail desain interior yang unik. Salah satu bagian yang sering menjadi sorotan adalah tangga di kediamannya. Tangga ini tidak hanya berfungsi sebagai akses ke lantai atas, melainkan juga menghadirkan sentuhan estetika klasik modern yang memikat.
Dalam sebuah kunjungan bersama Melanie Ricardo, Yuni Shara menjelaskan kisah di balik tangga yang menjadi pusat perhatian warganet. Bukan hanya bentuknya yang tidak biasa, tetapi juga pemanfaatan ruang di bawah tangga yang terbilang cerdas. Dengan cara ini, fungsi praktis dan nilai estetika dapat menyatu dalam satu rancangan.
Lebih jauh, pembahasan tentang tangga ini membuka cerita menarik tentang inspirasi desain, proses pembuatannya, hingga makna personal bagi Yuni Shara. Berikut adalah detail lengkapnya, yang bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja yang ingin menerapkan konsep klasik modern di rumah mereka.
Koleksi Seni dan Suasana Rumah
Saat Melanie berkunjung, kesan pertama yang muncul adalah banyaknya koleksi seni di rumah Yuni Shara. Selain pajangan, Yuni juga memperlihatkan piring-piring kuno yang menghiasi dinding rumahnya. Koleksi tersebut bukan sekadar benda antik, tetapi bagian dari cara Yuni mengekspresikan kecintaannya pada seni.
Dalam percakapan, Yuni menyampaikan, “Ini piring-piring Cina, ini ada yang bekas kok… Ini sebenarnya aku seneng lukisan banget. Jadi selain piring ada lukisan juga. Ini untuk penghias tembok aja.” Kutipan ini menggambarkan bagaimana dekorasi rumah Yuni tidak hanya berorientasi pada fungsi, tetapi juga seni.
Nuansa rumah yang dipenuhi barang-barang bersejarah memberikan atmosfer klasik yang kuat. Namun, cara penataannya tetap selaras dengan konsep modern, sehingga tidak terasa berlebihan atau kaku. Ini menciptakan kesan bahwa rumah Yuni adalah ruang hidup yang hangat sekaligus elegan.
Tangga sebagai Signature Rumah
Tangga di rumah Yuni Shara bukan sekadar penghubung antar lantai. Desainnya yang bercabang dan bertemu di bagian tengah menjadikannya signature khas rumah tersebut. Hal ini bahkan kerap terlihat dalam unggahan media sosial Yuni maupun tamu yang berkunjung.
Ketika Melanie menyinggung soal tangga, Yuni menjelaskan bahwa ia memang mengakali ruang di sekitarnya. “Jadi ini sengaja nggak aku habisin. Jadi aku akalin bagaimana caranya di sini jadi gudang dan di sini ada kamar mandi.” ungkap Yuni menjelaskan detail bagian bawah tangga di rumahnya.
Dengan perencanaan tersebut, ruang di bawah tangga tentu menjadi tidak terbuang percuma. Fungsi ganda ini menunjukkan kecerdikan Yuni dalam memanfaatkan desain arsitektur.
Ia tidak hanya mempertimbangkan keindahan visual, tetapi juga kebutuhan praktis sehari-hari. Perpaduan ini membuat tangga menjadi elemen yang fungsional sekaligus estetis.
Desain Tangga Berdasarkan Feng Shui atau Arsitektur?
Dalam proses pembuatan rumah, muncul pertanyaan apakah desain tangga ini mempertimbangkan feng shui. Melanie menanyakan langsung kepada Yuni tentang hal itu. Yuni menjawab, “Waktu itu aku cuma tanya sama bang Henry (mantan suami Yuni Shara), ini bagusnya seperti apa. Dia percaya gitu-gitu.” Artinya, meski unsur feng shui sempat dipertimbangkan, namun keputusan utama tetap berada pada arsitek dan dirinya.
Yuni juga menegaskan bahwa desain tangga yang bercabang ini merupakan ide arsiteknya. “Kalau ini emang arsiteknya,” kata Yuni. Dengan begitu, jelas bahwa tangga tersebut lahir dari kombinasi preferensi pribadi Yuni, pertimbangan mantan suami, dan kreativitas sang arsitek.
Pendekatan ini memperlihatkan bagaimana desain rumah Yuni tidak sepenuhnya bergantung pada tradisi atau aturan tertentu. Sebaliknya, ia memilih jalan tengah antara keyakinan, estetika, dan profesionalitas arsitektur.
Respons Orang terhadap Tangga Bercabang
Desain tangga bercabang di rumah Yuni ternyata memunculkan beragam komentar. Melanie menyebut bahwa ada orang yang suka, namun ada juga yang kurang menyukainya. Yuni menanggapi dengan santai, “Tapi nggak ada tangga pun tetap ada yang suka dan nggak suka.”
Respon ini mencerminkan sikap Yuni yang tidak terlalu terbebani oleh opini orang lain. Bagi dirinya, yang terpenting adalah kenyamanan dan makna personal yang ia rasakan dari desain tersebut. Hal ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang agar tidak ragu mengekspresikan selera dalam menata rumah.
Selain itu, keberanian Yuni memilih desain yang unik membuat rumahnya berbeda. Tangga bercabang yang bertemu di tengah tidak hanya indah dilihat, tetapi juga menciptakan kesan dramatis saat difoto, terutama saat digunakan sebagai latar berpose.