Bilah yang Tak Selalu Menang: Makna Kalah dalam Perjalanan Seorang Atlet Anggar

3 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Ilustrasi Atlet Anggar. Sumber: Gemini AI

Orang awam mungkin melihat anggar sebagai olahraga yang penuh keindahan: gerakan yang cepat, strategi yang tajam, dan ketenangan di bawah tekanan. Namun bagi saya, anggar jauh lebih dari sekadar adu kecepatan dan keahlian. Ia adalah perjalanan jiwa yang mengajarkan saya untuk menerima, memahami, dan tumbuh menjadi lebih dewasa.

Setiap kali saya mengenakan topeng, memegang senjata, dan berdiri di atas lapangan, saya menyadari bahwa lawan terberat bukanlah atlet yang berada di depan, melainkan rasa takut, keraguan, dan ego yang ada di dalam diri saya sendiri.

Saya mulai terlibat dalam anggar melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dasar. Awalnya saya tidak tahu apa-apa tentang olahraga ini, tetapi seiring berjalannya waktu, saya merasa nyaman di sana. Bunyi benturan bilah senjata, langkah maju-mundur yang teratur, dan kedamaian sebelum serangan dimulai memberikan kesan yang unik.

Anggota Tsavora Fencing Mtaani Club mengambil bagian dalam pertandingan anggar selama 'fencing mtaani', yang berarti 'anggar di jalanan' dalam bahasa Swahili, sesi latihan di pemukiman informal Mathare di Nairobi, Kenya (9/6/2024). Foto: Luis Tato/AFP

Namun, perjalanan ini tidak selalu mulus. Ada satu pertandingan yang masih saya ingat dengan jelas bukan karena saya menang, melainkan karena saya kalah. Hari itu, suasana tempat pertandingan terasa lebih dingin dari biasanya. Saat nama saya dipanggil, saya menarik napas panjang dan melangkah ke arena. Dalam hati, saya bertekad: “Latihan yang saya lakukan selama ini tidak boleh sia-sia. Saya harus menang dan membuktikannya.”

Namun yang terjadi justru sebaliknya. Setiap serangan saya dengan mudah dikenali oleh lawan, setiap serangan saya dengan cepat ditangkis. Lawan saya tidak hanya lebih cepat, tetapi jauh lebih tenang. Sementara itu, saya perlahan-lahan kehilangan fokus karena terus tertinggal skor. Hasil akhir menunjukkan bahwa saya kalah.

Saat wasit memberikan tanda bersalaman untuk menandai akhir pertandingan, dunia seolah berhenti sebentar. Suara penonton terasa jauh. Saya melepas topeng, mendekati lawan, memberi selamat dan tersenyum mencoba menerima kenyataan bahwa hari itu saya kalah.

Ilustrasi kalah itu berharga. Foto: fran_kie/Shutterstock

Kekalahan itu sangat menyakitkan. Bukan hanya karena saya gagal meraih hasil yang diinginkan, melainkan karena saya merasa kecewa pada diri sendiri, padahal sudah berlatih selama berbulan-bulan.

Dalam perjalanan pulang, pikiran saya dipenuhi emosi dan rasa kecewa. Maka saya teringat akan pemikiran Stoisisme, terutama dari Marcus Aurelius dalam bukunya Meditations. Dalam buku itu, ada kalimat yang tertulis, “Kita tidak bisa mengendalikan apa yang terjadi, tetapi kita selalu bisa mengendalikan bagaimana kita menanggapi itu.”

Kalimat itu sederhana, tetapi mengenai inti dari permasalahan saya. Saya menyadari bahwa saya tidak bisa mengulang pertandingan itu atau mengubah hasilnya. Namun saya punya pilihan: apakah saya akan berhenti, atau bangkit dan belajar.

Ilustrasi meraih kemenangan. Foto: Chakrapong Worathat/EyeEm/Getty Images

Dari filsafat Stoik, saya belajar bahwa kekalahan bukan musuh, melainkan bagian yang tidak terpisah dari latihan mental seorang atlet. Epictetus pernah berkata, “Yang bisa kita kuasai hanyalah tindakan kita sendiri, bukan penilaian orang lain atau hasil akhirnya.” Hal ini mendorong saya untuk bertanya pada diri sendiri: “Apakah saya berlatih hanya untuk memenangkan medali? Atau untuk menjadi versi terbaik dari diri saya sendiri?”

Pertanyaan itu membawa saya pada pemahaman baru tentang filsafat Yunani kuno, yaitu konsep arete: keunggulan, atau menjadi sebaik mungkin sesuai kemampuan diri. Aristoteles—dalam Nicomachean Ethics menulis bahwa kebiasaan yang baik tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui kebiasaan, latihan, dan pengulangan yang terus-menerus.