Badan Gizi Nasional: MBG Kini Menyasar Guru, Ustaz, hingga Kader Posyandu

Liputan6.com, Jakarta - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Badan Gizi Nasional (BGN) terus diperluas oleh pemerintah. BGN memastikan bahwa penerima manfaat kini bukan hanya siswa sekolah, tapi juga mencakup kelompok masyarakat lain yang dinilai rentan maupun berperan penting dalam pendidikan dan pelayanan publik. 

Wakil Kepala BGN Bidang Investigasi dan Komunikasi Publik, Nanik Sudaryati Deyang, menjelaskan, perluasan penerima manfaat MBG mengikuti arahan langsung Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, Presiden ingin memastikan semua warga rentan mendapatkan akses makanan bergizi tanpa terkecuali. 

"Ketika program MBG ini dirancang, Pak Prabowo ingin seluruh siswa bisa makan makanan bergizi agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Jangan sampai ada anak Indonesia yang tidak bisa makan," ujar Nanik dalam keterangan resmi di Jakarta dikutip dari Antara pada Sabtu, 6 Desember 2025.

Tidak hanya siswa, Presiden juga meminta agar kelompok masyarakat miskin dan rentan turut menjadi prioritas. "Beliau bahkan menginginkan agar semua orang miskin, disabilitas, para lansia, anak-anak putus sekolah, anak jalanan, anak-anak pemulung, semua menjadi penerima MBG," kata Nanik.

BGN juga memperluas penerima manfaat ke tenaga pendidik yang selama ini luput dari kategori penerima bantuan pangan. 

Guru sekolah negeri, tenaga honorer, guru swasta, ustaz atau pengajar pesantren, hingga santri di pesantren salaf yang tidak berafiliasi dengan Kementerian Agama kini termasuk dalam daftar penerima MBG.

"Kader PKK dan posyandu juga menjadi penerima manfaat MBG," tambah Nanik. 

Sementara itu, Kepala BGN Dadan Hindayana mengungkap bahwa pemerintah terus memperkuat infrastruktur agar distribusi MBG semakin merata ke seluruh daerah, termasuk wilayah terpencil. Saat ini, BGN sedang membangun 8.200 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). 

"Sekarang sudah teridentifikasi ada 8.200 SPPG di daerah terpencil yang akan dibangun, dan yang sedang dalam proses itu 4.700 unit. Jumlah penerima manfaat MBG di daerah terpencil tidak lebih dari 3 juta orang di seluruh Indonesia," ujar Dadan. 

Ia menambahkan bahwa hingga akhir 2025, sebanyak 20 ribu SPPG di daerah aglomerasi dan 170 unit di daerah terpencil ditargetkan beroperasi. Dengan percepatan pembangunan, pemerintah menargetkan seluruh SPPG berfungsi penuh pada Maret atau April 2026. 

"Pada periode itu, sebanyak 82,9 juta orang sudah bisa dicapai," ujar Dadan. 

Presiden Prabowo sebelumnya menyampaikan bahwa MBG telah memproduksi lebih dari 2 miliar porsi makanan, melampaui proyeksi awal 1,8 miliar porsi. "Tiap hari menerima makan, sudah 2 miliar makanan yang kita produksi. Ini prestasi yang cukup membanggakan," kata Prabowo. 

Program MBG menjadi salah satu prioritas nasional dalam memperbaiki gizi, menekan angka kelaparan, dan memastikan masyarakat mendapatkan akses makanan layak secara merata.